Pasarmerupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Dalam ilmu ekonomi pengertian pasar lebih luas dari pada hanya sekedar tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk mengadakan transaksi barang/jasa. Pasar mencakup keseluruhan permintaan dan penawaran, seluruh kontak atau interaksi antara penjual dan pembeli untuk
Sedangkanilmu ekonomi mikro mempunyai cangkupan yang lebih kecil seperti teori harga. Â Interaksi antara pembeli dan penjual dipasar barang dan jasa dalam menentukan harga interaksi antara pembeli dan penjual di pasar faktor produksi, tingkah laku produsen dan konsumen, bagaimana konsumen menghabiskan uangnya dan bagaimana produsen
TeoriEkonomi Mikro. Teori ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari variabel ekonomi dalam ruang lingkup yang kecil. Misalnya perusahaan, perilaku konsumen, permintaan, penawaran, dan lain sebagainya. Adanya ekonomi mikro bertujuan untuk menemukan faktor yang ikut berkontribusi dari sebuah keputusan dan dampaknya terhadap pasar secara umum
Vay Tiền Nhanh. Ekonomi mikro adalah bagian dari cabang ilmu ekonomi selain ekonomi makro. Keduanya memiliki pengertian dan ruang lingkup yang berbeda. Jika makro melihat perekonomian secara keseluruhan dengan cakupan negara, sementara mikro lebih kepada skala individu dan pasar. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang ekonomi mikro atau mikroekonomi, simak ulasan Lifepal berikut ini. Ekonomi mikro merupakan sebuah ilmu ekonomi yang mempelajari tentang perilaku konsumen, produsen, serta penentuan harga pasar dan kuantitas barang dan jasa yang diperjualbelikan. Artinya, ilmu ini mempelajari implikasi dari pola tindakan manusia terhadap pemanfaatan dan distribusi barang dan jasa. Dengan ilmu ini, kamu bisa mengetahui bagaimana antara barang yang satu dengan barang yang lain memiliki nilai yang berbeda-beda, tentunya dengan memperhatikan aspek permintaan dan penawaran. Pengertian ekonomi mikro menurut para ahli sebagai berikut. Ahli EkonomiPenjelasanAdam SmithsSubjek ekonomi yang bersifat ekonomis rasional. Sehingga memungkinkan para pelaku ekonomi mempertimbangkan hal-hal yang rasional dalam pengambilan dan PigouSuatu tingkat mobilitas tinggi dalam pasar yang memungkinkan pelaku ekonomi dapat menyesuaikan perubahan-perubahan yang ada pada pasar RicardoSuatu kondisi dimana pelaku ekonomi telah mengetahui seluk beluk SukirnoIlmu ekonomi yang mempelajari tentang perilaku konsumen dan juga perusahaan serta dapat menentukan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang akan diperjualbelikan. Ruang lingkup ekonomi mikro Produsen dan konsumen adalah lingkup yang utama di dalam ilmu ini. Keduanyalah yang berperan dalam segala penentuan aktivitas pasar. Berikut ini ruang lingkupnya dikutip dari Kompas. 1. Perilaku penjual dan pembeli Keduanya memiliki sifat rasionalnya masing-masing. Pembeli ingin mendapatkan kepuasan maksimal dari barang yang dibeli, sementara penjual ingin mendapatkan keuntungan yang besar dari barang yang dijualnya. 2. Interaksi di pasar barang Pasar merupakan wadah bertemunya penjual dan pembeli, penawaran dan permintaan. Lewat interaksi keduanya, transaksi jual beli pun bisa tercapai. 3. Interaksi di pasar faktor produksi Pembeli memiliki faktor produksi dan membutuhkan uang untuk membeli barang yang dibutuhkan. Sementara penjual memiliki barang untuk memenuhi kebutuhan pembeli dan membutuhkan faktor produksi. Bisa dilihat bahwa antara penjual dan pembeli memiliki hubungan yang saling membutuhkan. Tujuan ekonomi mikro Ada dua tujuan yang bisa diraih dari ilmu ekonomi yang satu ini, pertama adalah menganalisis dan memberikan penjelasan secara teoritis mengenai kegagalan pasar yang tidak berhasil memproduksi hasil yang efisien. Kedua, bisa membantu menganalisis mekanisme pasar sebagai pembentuk harga barang dan jasa yang diperjualbelikan. Teori ekonomi mikro Untuk melakukan analisis ekonomi mikro, kita bisa menggunakan tiga teori, yaitu teori harga, teori produksi, dan teori distribusi. 1. Teori harga Teori yang berusaha untuk memahami bagaimana harga itu ditentukan. Analisisnya harga terbentuk karena adanya interaksi antara permintaan dan penawaran. 2. Teori produksi Teori ini berusaha untuk menguak tentang proses ekonomi untuk mengubah faktor produksi menjadi hasil produksi. Untuk melakukan penciptaan terhadap suatu hasil produksi yaitu barang dan jasa, dibutuhkan sumber daya. 3. Teori distribusi Teori distribusi bisa digunakan untuk menganalisis permasalahan ekonomi mikro terkait dengan upah tenaga kerja, bunga pemilik modal, dan keuntungan yang didapat produsen. Contoh ekonomi mikro dalam kehidupan masyarakat Setelah mendapatkan penjelasan tentang pengertian beserta teorinya, mungkin kamu masih belum mengerti jelas bagaimana contoh tindakan ekonomi mikro yang ada di masyarakat saat ini. Berikut ini contoh-contohnya. 1. Permintaan dan penawaran Permintaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh konsumen. Faktor-faktor permintaan dipengaruhi oleh, harga barang, tingkat pendapatan konsumen, selera konsumen, dan perkiraan harga di masa yang akan datang. Sementara penawaran dilakukan oleh pihak produsen atau penjual. Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang ditawarkan ke konsumen. Penawaran sendiri dipengaruhi oleh biaya produksi, harga barang, sampai penggunaan teknologi dalam proses produksi. 2. Perilaku konsumen dan produsen Dalam melakukan pembelian, tentu konsumen memiliki pertimbangan tersendiri untuk mencari, memilih, dan menggunakan barang yang dibelinya. Antara konsumen satu dengan konsumen yang lainnya tentu perilakunya tidaklah sama. Sedangkan perilaku produsen adalah upaya yang dilakukan untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan dan diterima oleh pasar. Tujuannya tentu saja untuk meraup keuntungan. 3. Harga Harga adalah suatu nilai yang disematkan ke dalam barang dalam bentuk uang. Fungsi harga tentu saja untuk mengukur nilai dari barang tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga yaitu, kondisi perekonomian, permintaan, dan biaya produksi dari barang tersebut. 4. Pasar Pengertian pasar secara fisik tentu saja sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli, tempat terjadinya interaksi antara permintaan dan penawaran. Tapi pasar memiliki fungsi lain yang lebih penting di perekonomian, yaitu menetapkan harga, mengorganisir proses produksi, mendistribusikan barang, dan menyediakan barang dan jasa untuk masa yang akan datang. Perbedaan ekonomi mikro dan makro Selain ekonomi mikro, kamu mungkin juga sudah mendengar tentang ekonomi makro. Secara ruang lingkup, ekonomi makro ini lebih luas, mereka tidak hanya membahas tentang pola interaksi antara pembeli dan penjual, tetapi juga membahas tentang tingkat inflasi suatu negara, angka pengangguran, dan pendapatan negara. Inilah perbedaan ekonomi mikro dan makro yang harus kamu ketahui, FokusMikro Makro Target pasarYang dipelajari adalah individu Yang dipelajari adalah perekonomian secara keseluruhan atau negara PenjelasanBerisi informasi yang berkaitan tentang harga, konsumsi, dan produksiInformasi tentang pendapatan nasional, produksi nasional, sampai konsumsi nasional. Subjek pasarAnalisisnya lebih simpel karena subjeknya individuAnalisisnya lebih kompleks karena subjeknya kelompok yang besar atau negaraAnalisis pasarAnalisisnya fokus pada harga barang dan jasaAnalisisnya fokus ke pendapatan negara Sekian informasi singkat mengenai ekonomi mikro. Semoga bisa memberikan gambaran buat kamu tentang cabang ilmu ekonomi yang satu ini.
Teori Ekonomi Makro Teori ekonomi makro merujuk pada analisis tentang kegiatan ekonomi dalam suatu perekonomian dari sudut pandang yang berbeda dari teori ekonomi mikro. Dimana analisis ekonomi makro cendrung lebih pada analisis secara agregat menyeluruh terhadap keseluruhan kegiatan perekonomian. Dalam hal ini sifat analisis ekonomi makro lebih umum dan tidak menaruh perhatian pada kegiatan ekonomi yang dilakukan dalam unit-unit kecil perekonomian. Sebagai contoh, pada teori ekonomi makro dalam melakukan analisis kegiatan pembeli yang dianalisis bukanlah perilaku seorang pembeli saja melainkan keseluruhan pembeli yang ada dalam perekonomian yang bersangkutan. Begitu juga dalam melakukan analisis tingkah laku produsen, yang dianalisis bukanlah kegiatan seorang produsen saja melainkan kegiatan keseluruhan produsen dalam sebuah perekonomian yang bersangkutan. Oleh karena itu, teori ekonomi makro merupakan teori yang menanalisis dan mempelajari kegiatan ekonomi secara agregat keseluruhan. Contohnya, mencakup masalah-masalah berikut ini 1. Penentuan Kegiatan Perekonomian Penentuan kegiatan perekonomian berhubungan dengan sampai dimana suatu perekonomian dapat menghasilkan barang dan jasa. Menurut pandangan ahli ekonomi yaitu Keynes, analisis ekonomi makro menunjukkan bahwa tingkat kegiatan dalam suatu perekonomian ditentukan oleh berapa besar pengeluaran agregat keseluruhan dalam perekonomian. Analisis ekonomi makro merincikan pengeluaran agregat keseluruhan pada 4 komponen, antara lain sebagai berikut a Pengeluaran rumah tangga konsumsi b Pengeluaran pemerintah c Pengeluaran perusahaan investasi d Ekspor dan impor 2. Peranan Kebijakan Pemerintah Peran kebijakan pemerintah sangat penting dalam mengatasi masalah inflasi dan pengangguran. Pemerintah dapat menempuh langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut, yang secara umum langkah tersebut dibedakan menjadi dua, antara lain kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal adalah upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk mengubah struktur dan jumlah pajak serta pengeluarannya yang bertujuan untuk mempengaruhi tingkat kegiatan dalam perekonomian. Sementara kebijakan moneter adalah langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian atau bisa juga menaikan atau menurunkan suku bunga yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah perekonomian yang dihadapi. 3. Masalah Pengangguran dan Inflasi Setiap masyarakat sangat berharap agar pengeluaran agregat dapat mencapai tingkat yang dibutuhkan untuk mewujudkan kesempatan kerja penuh tanpa adanya inflasi, walaupun mungkin tujuan tersebut cukup susah untuk dicapai. Secara umum pengeluaran agregat keseluruhan sebenarnya lebih rendah dibadingkan dengan yang dibutuhkan untuk mewujudkan kesempatan kerja penuh. Keadaan seperti itu akan menimbulkan pengangguran. Dalam waktu tertentu ada masanya permintaan agregat akan melebihi kemampuan perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Sehingga berakibat pada kenaikan harga atau juga artikel terkait berikutPerbedaan Ekonomi Mikro dan Makro Teori Ekonomi Mikro Kata mikro berarti kecil atau sempit. Jadi ekonomi mikro dapat diartikan sebagai ilmu ekonomi kecil atau sempit. Apabila ditinjau dari pola serta ruang lingkup analisisnya, teori ekonomi mikro bisa diartikan sebagai satu bidang ilmu ekonomi yang mambahas atau mempelajari bagian-bagian kecil individual dari keseluruhan kegiatan sebuah perekonomian. Masalah pokok yang dianalisis dalam teori ekonomi mikro ialah bersubungan dengan bagaimana cara memakai faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar dapat mencapai kemakmuran yang masyarakat maksimum. Analisis tersebut didasari atas pemikiran a Kebutuhan serta keinginan masyarakat tidak terbatas sementara b Kemampuan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan masyarakat tersebut sangat terbatas. Teori ekonomi selalu bermula pada persepsi bahwa faktor-faktor produksi yang ada selalu sepenuhnya digunakan. Keadaan tersebut memicu masyarakat untuk menemukan cara yang paling efektif dan efisien dalam menggunakan faktor-faktor produksi tersebut. Ada beberapa aspek yang dipelajari dalam teori ekonomi mikro, yaitu 1. Interaksi di Pasar Barang Dalam aspek ini kegiatan di dalam suatu pasar barang, misalnya pasar cengkeh atau kopi. Sebuah perekonomian merupakan gabungan dari beberapa jenis pasar, termasuk di dalamnya pasar barang. Teori ekonomi mikro tidak menjelaskan operasi secara keseluruhan pasar tersebut secara bersamaan. Melainkan dalam mendeskrifsikan bagaimana suatu pasar beroperasi dan berfungsi, teori ekonomi mikro menjelaskan mengenai bagaimana suatu interaksi antara penjual dan pembeli di pasar barang. 2. Tingkah Laku Penjual dan Pembeli Dalam analisis tingkah laku penjual dan pembeli, teori ekonomi mikro diawali pada dua pemisalan, yakni a Para penjual dan pembeli melaksanakan kegiatan ekonomi secara rasional. b Para pembeli akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasan yang mungkin dapat diperolehnya, sementara para penjual berusaha untuk memaksimalkan keuntungan yang mungkin juga dapat diperolehnya. 3. Interaksi di Pasar Faktor Produksi Pada interaksi dipasar faktor produksi, yang dianalisis adalah interaksi antara penjual dan pembeli didalam pasar faktor produksi. Individu-individu merupakan sebagai pemilik faktor-faktor produksi, sementara penjual sangat memerlukan faktor-faktor produksi tersebut untuk dapat melakukan kegiatan produksi barang dan jasa. Interaksi antara penjual dan pembeli faktor produksi didalam pasar faktor produksi akan menentukan harga faktor produksi serta jumlah faktor produksi yang akan dipakai. Oleh karena itu yang di maksud dengan teori ekonomi mikro ialah teori yang mempelajari tentang perilaku ekonomi seseorang dalam pengambilan keputusan perorangan atau individu.
1I. MEKANISME HARGA Fokus pembicaraan dalam ekonomi mikro adalah membahas bagaimana pembeli dan penjual melakukan interaksi dalam memperoleh barang dan jasa. Kesepakatan dalam interaksi ditandai dengan adanya transaksi antara keduanya. Interaksi antara pembeli dan penjual terjadi pada pasar. Oleh karenanya pasar tidak selalu menunjuk tempat tetapi lebih luas menggambarkan interaksi antara pembeli dan penjual. Dari konsep yang paling sederhana interaksi penjual dan pembeli ditandai adanya barter antara mereka, sampai yang paling modern bahwa interaksi penjual dan pembeli tidak selalu dilakukan dengan tatap muka atau face to face. Saat ini penjual dan pembeli bisa berinteraksi melalui telepon atau di era modern dimana telepon seluler sangat populer, maka interaksi dapat pula dilakukan melalui SMS short message service sekalipun. Pada prinsipnya mekanisme pasar diartikan bahwa harga bergerak bebas sesuai hukum permintaan dan penawaran supply and demand. Jika suplai lebih besar dari demand, maka harga akan cenderung rendah. Begitupun jika demand lebih tinggi sementara suplai terbatas, maka harga akan cenderung mengalami peningkatan. Di atas kertas, hukum pasar tersebut begitu valid. Akan tetapi, dalam implementasi sehari -hari kita tidak pernah tahu secara pasti apakah harga yang terbentuk di pasar memang berjalan sesuai dengan mekanisme pasar yang wajar, tidak ada unsur intervensi, tidak ada unsur permainan oleh sekelompok kekuatan tertentu yang membentuk kartel dan sebagainya. Pertanyaan apakah terbentuknya harga di pasar benar-benar berdasarkan mekanisme pasar. Di setiap pasar selalu ada pembeli dan penjual baik dalam pasar barang, jasa maupun faktor produksi. Pembeli atau konsumen dengan kombinasi harga dan jumlah yang diminta selanjutnya dapat dikatakan sebagai sisi permintaan. Penjual dengan kombinasi harga dan jumlah yang ditawarkan selanjutnya disebut sisi penawaran. Satuan-satuan rumahtangga atau individu sebagai satuan-satuan konsumen mempunyai berbagai kebutuhan barang dan jasa yang tidak terbatas jumlahnya. Konsumen mempunyai pendapatan uang yang diperoleh dari penjualan faktor produksi yang dimilikinya untuk dibelanjakan barang dan jasa yang memberi kepuasan tertinggi. Para produsen perusahaan saling bersaing memproduksi dan menawarkan barangnya. Tujuannya adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Dalam berproduksi produsen mempunyai kendala yaitu bagaimana mereka harus mengalokasikan modalnya untuk membeli faktor produksi guna memperoleh sejumlah produk yang dapat memberikan keuntungan maksimum. Untuk itu produsen harus memilih dan memutuskan produk apa dan dalam jumlah berapa yang paling menguntungkan untuk diproduksi, serta dengan kombinasi faktor produksi yang bagaimana produk dihasilkan. Hukum yang dikenal dengan penawaran dan permintaan memang merupakan bagian penting dari dari pemahaman kita tentang sistem pasar. Pertama, bagaimana permintaan dan penawaran diturunkan. Kedua, faktor 2Jumlah Q Supply S 0 Q1 Q2 P2 P1 apa saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran komoditi tertentu. Ketiga, bagaimana permintaan dan penawaran secara bersama-sama menentukan harga. Permintaan dan penawaran membantu pemahaman keberhasilan sistem harga dan juga kegagalannya, serta akibat -akibat campur tangan pemerintah dalam pengendalian harga. Penawaran Penawaran menggambarkan serangkaian kombinasi antara harga komoditas dengan jumlah yang ditawarkan oleh penjual atas komoditas tersebut. Kini kita bahas keadaan suatu barang yang diperjual belikan di pasar. Misalkan barang tersebut adalah barang Y misalnya beras, yang dihasilkan oleh produsen producer. Untuk menghasilkan barang Y produsen harus mempergunakan faktor-faktor produksi factors of production, inputs. Faktor produksi tersebut mempunyai sifat yang khas, yaitu semakin banyak dipergunakan menurun produktivitasnya. Ini berarti, semakin banyak barang diproduksi akan menggunakan banyak faktor produksi, sehingga semakin menurun produktivitas faktor produksi tersebut. Oleh karenanya dalam keadaan itu produsen meminta harga satuan yang lebih tinggi dari barang yang dihasilkannya, apabila diminta untuk menawarkan barang Y dalam jumlah yang lebih besar. Sebaliknya untuk menghasilkan sekaligus menawarkan barang dalam jumlah lebih sedikit maka akan menggunakan faktor produksi yang sedikit pula, oleh karenanya produktivitas faktor produksi relatif lebih sedikit dari sebelumnya. Oleh karenanya produsen akan bersedia memporduksi atau menawarkan dengan harga yang lebih rendah. Untuk menjelaskan hubungan harga satuan dan jumlah barang yang ditawarkan di pasar dijelaskan melalui gambar 1. Gambar 1. Kurva Penawaran Barang Gambar 1 menjelaskan bahwa pada harga P1 produsen beras mau menawarkan barangnya sebesar Q1. Apabila masyarakat menghendaki produsen menambah produknya menjadi Q2 misalkan karena pertambahan penduduk, maka produsen harus meningkatkan jumlah faktor produksi untuk meningkatkan 3produksi. Semakin banyak faktor produksi digunakan maka produktivitas faktor produksi semakin menurun. Dengan semakin menurunnya produktivitas maka produsen harus menambah faktor produksi dengan tambahan lebih besar daripada tambahan sebelumnya untuk memproduksi satu satuan produk. Kondisi ini akan mengakibatkan meningkatnya tambahan biaya atau marginal cost-nya. Oleh karenanya produsen hanya bersedia menambah produksinya apabila masyarakat mau membayar dengan harga yang lebih tinggi. Seperti dicontohkan dalam gambar 1, pada harga P2 produsen mau memproduksi barangnya sebesar Q2. Terdapat hubungan positif antara jumlah produk dengan harga yang berlaku. Hubungan tersebut digambarkan oleh kurva penawaran. Kurva Penawaran Supply Curve kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi antara harga dengan jumlah barang yang diproduksi atau ditawarkan. Kurva penawaran merupakan garis pembatas jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu. Semua jumlah diatas kurva itu mungkin ditawarkan oleh penjual akan tetapi jumlah dibawah kurva itu tidak mungkin, dengan anggapan bahwa kurva miring positif. Pada tingkat harga yang ditentukan, penjual bersedia menawarkan lebih sedikit tetapi penjual tidak mau menawarkan lebih banyak. Dari segi jumlah yang ditawarkan, kurva menunjukkan harga minimum yang akan merangsang penjual untuk menjual berbagai macam jumlah di pasar. Penjual bersedia menerima harga yang lebih tinggi bagi suatu jumlah tertentu, tetapi penjual tidak bersedia menawarkan jumlah itu dengan harga yang lebih rendah. Konsep ini sering disebut dengan kesediaan minimum penjual menerima harga willingness to accept. Fungsi penawaran Supply Function Fungsi yang memperlihatkan jumlah yang ditawarkan Q sebagai fungsi dari harga produk Pq dan harga faktor produksi r, w dan teknologi T. Formulasi fungsinya Y = fPq, r, w, T Perubahan harga barang, faktor selain harga tidak berubah ceteris paribus menyebabkan perpindahan di sepanjang kurva atau menggambarkan perubahan jumlah yang ditawarkan. Hal ini disebabkan karena perubahan harga hanya akan mempengaruhi jumlah yang ditawarkan atau hanya akan merubah titik-titik kombinasi antara harga dengan jumlah yang ditawarkan. Sedangkan perubahan variabel selain harga akan mengakibatkan pergeseran kurva penawaran, artinya perubahan faktor tersebut akan menyebabkan penambahan atau pengurangan jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga yang sama. Beberapa faktor penyebab pergeseran penawaran diantaranya teknologi, harga faktor produksi. Misalkan dengan adanya perbaikan teknologi dalam proses produksi, sehingga dengan jumlah faktor produksi yang sama dapat dihasilkan barang Q dalam jumlah yang lebih banyak. Hal ini mengakibatkan pergeseran kurva penawaran ke kanan Gambar 2a. Biaya satuan dari suatu barang yang dihasilkan dengan perbaikan teknologi dapat ditekan lebih murah, atau dengan biaya yang sama dapat dihasilkan barang dengan kuantitas lebih banyak. Sebaliknya kegagalan panen proses produksi mengakibatkan pergeseran kurva ke kiri, Gambar karena dengan sejumlah faktor produksi yang sama dihasilkan barang dalam jumlah yang lebih kecil. 4Jumlah Q 0 0 Jumlah Q S’ Supply S Kenaikan harga faktor produksi price of inputs, sedangkan faktor lain tetap ceteris paribus, maka semakin kecil keuntungan yang akan diperoleh dari produksi suatu komoditi. Produsen yang rasional akan mengurangi produksinya apabila keuntungan yang diperoleh semakin kecil. Oleh karenanya kenaikan harga faktor produksi menggeser kurva penawaran ke kiri menunjukkan bahwa sedikit jumlah yang ditawarkan pada tingkat harga, turunnya harga faktor produksi menggeser kurva penawaran ke kanan. Perlu difahami antara perpindahan sepanjang kurva dan pergeseran kurva penawaran. Pergeseran kurva menunjukkan adanya pergeseran keseluruhan kurva penawaran. Ini mengandung arti adanya perubahan dalam jumlah yang ditawarkan pada tiap tingkat harga produk. Perpindahan sepanjang kurva menunjukkan adanya perubahan jumlah yang ditawarkan sebagai respon atas terjadinya perubahan harga produk. Gambar 2. Pergeseran Kurva Penawaran Elastisitas Penawaran Apabila mencermati pergerakan sepanjang kurva penawaran, maka diperlukan metode untuk membandingkan perubahan harga dan pengaruh perubahan harga ini terhadap jumlah yang ditawarkan. Metode semacam ini terdapat pada pengertian elastisitas elasticity. Pada umumnya angka elastisitas coefficient of elasticity dapat didefinisikan sebagai persentase perubahan dalam variabel yang tak bebas dependent variable debagi dengan persentase perubahan dalam variabel bebas independent variable. Jika Q = f X, maka Y adalah variabel yang tak bebas dan X adalah variabel bebas, karena dengan menemukan X dapat menentukan Y. Dalam pembahasan ini difokuskan pada elastisitas harga penawaran price elasticity of supply. Angka koefisien elastisitas harga penawaran coefficient of price of supply dapat didefinisikan sebagai persentase perubahan jumlah yang ditawarkan dibagi dengan persentase perubahan harga. Jika P adalah harga dan Q adalah jumlah yang ditawarkan, maka elastisitas penawaran dirumuskan sebagai berikut a Harga Pq Supply S S’ Harga Pq b 5P Q Q P P P Q Q es ï„ ï„ ï€½ ï„ ï„ ï€½ . / / Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika harganya berubah. Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga. Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut Es = % perubahan kuantitas penawaran / % perubahan harga, atau Keterangan ES = Elastisitas penawaran Q2 = Kuantitas penawaran setelah perubahan Q1 = Kuantitas penawaran awal P2 = Harga setelah perubahan P1 = Harga awal Jenis-jenis Elastisitas Penawaran Ada lima jenis elastisitas penawaran tidak elastis sempurna elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran S akan terlihat vertikal. tidak elastis elastisitas 1. Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran. elastis sempurna elastisitas tak terhingga. Perusahaan dapat menyuplai berapapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi. Faktor Penentu Elastisitas Penawaran Koefisien elastisitas penawaran merupakan hal yang penting bagi konsumen untuk mengantisipasi perubahan harga saat ada perubahan variabel ekonomi terkait dengan produksi suatu barang. Ada sekitar 4 faktor yang sangat penting dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu 1. Biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak elastis in-elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi 6Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis. - Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru, Misalnya, yang membutuhkan investasi besar. Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya. 2. Jangka waktu analisis Pengaruh waktu analisis terhadap elastisitas penawaran dibedakan menjadi tiga - Jangka waktu yang sangat singkat. Pada jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya walaupun terjadi kenaikan harga, sehingga penawaran menjadi tidak elastis sempurna. Hal ini disebabkan untuk memproduksi barang memerlukan waktu untuk proses produksi. - Jangka pendek. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis. - Jangka panjang. Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat elastis. Hal ini berkonsekuensi bahwa faktor produksi tetap dapat berubah menjadi variabel produksi yang variabel. Hal ini memberikan arti bahwa variabel tetap dapat berubah dengan perubahan jumlah produk. 3. Stok persediaan Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat segera memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada. Kondisi inilah yang mendasari pemerintah untuk mempertahankan adanya stock pangan nasional guna menstabilkan harga. 4. Kemudahan substitusi faktor produksi/input Semakin tinggi mobilitas mesin atau kapital lainnya dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja lebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan. Permintaan Pembeli barang atau konsumen memenuhi kebutuhannya dengan mengkonsumsi barang yang diproduksi atau ditawarkan oleh produsen dikarenakan barang tersebut berguna dan harganya “sesuai†dengan keinginan konsumen. Apabila harga barang tinggi maka hanya sedikit konsumen yang mampu membeli sehingga jumlah barang yang dibeli turun. Kalau harga barang 7Harga Pq Jumlah Q 0 Demand D P1 Q1 P2 Q2 A B diturunkan, lebih banyak konsumen yang mampu membelinya, akibatnya jumlah barang yang dibeli semakin banyak. Ada hubungan negatif antara jumlah barang yang diminta dengan harga barang tersebut. Penjelasan lain, orang mengkonsumsi barang untuk mendapatkan kepuasan. Semakin banyak barang yang dikonsumsi maka kepuasan semakin bertambah. Akan tetapi tambahan kepuasan ini semakin berkurang dengan semakin bertambahnya barang yang dikonsumsi. Oleh karenanya, pembeli akan bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi untuk sejumlah barang yang memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Apabila pembelian barang dengan jumlah yang lebih besar, maka konsumen hanya mau membayar dengan harga yang relatif kecil. Hubungan ini digambarkan pada kurva permintaan dengan slope atau kemiringan negatif yang disajikan pada gambar 3. Kurva permintaan Demand Curve kurva yang menghubungkan antara harga barang ceteris paribus dengan jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan menggambarkan tingkat maksimum pembelian pada harga tertentu, ceteris paribus keadaan lain tetap sama. Jadi kurva permintaan sebenarnya merupakan garis pembatas. Kurva permintaan menggambarkan harga maksimum yang konsumen bersedia bayarkan untuk barang bermacam-macam jumlahnya per unit waktu. Konsumen tidak bersedia membayar pada harga yang lebih tinggi untuk sejumlah tertentu, tetapi pada jumlah yang sama konsumen mau membayar dengan harga yang lebih rendah. Konsep ini disebut dengan kesediaan maksimum konsumen mau bayar atau willingness to pay. Gambar 3. Kurva Permintaan Barang Fungsi permintaan Demand Function Fungsi yang memperlihatkan hubungan antara jumlah yang diminta Q sebagai fungsi dari harga produk Pq dan harga barang lain Po dan pendapatan atau Income I Q = fPq, Po, I Kenaikan harga produk ceteris paribus akan menyebabkan penurunan jumlah barang yang diminta yang berarti terjadi perpindahan disepanjang kurva permintaan. Adapun perubahan variabel non harga akan menyebabkan pergeseran kurva permintaan, atau menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta pada 8Demand D Jumlah Y Demand D 0 D’ Harga Py Jumlah Y 0 D’ tingkat harga tertentu. Faktor-faktor yang menyebabkan pergeseran kurva permintaan diantaranya perubahan pendapatan, selera, harga barang lain dan jumlah populasi. Pergeseran kurva permintaan disajikan pada gambar 4. Misalkan tingkat pendapatan masyarakat meningkat, berarti mereka mempunyai daya beli yang lebih tinggi. Akibatnya masyarakat bersedia membayar harga satuan produk lebih tinggi pada jumlah yang sama dengan sebelumnya. Dengan kata lain konsumen mampu membeli produk yang lebih banyak pada tingkat harga yang sama dengan sebelumnya. Hal ini dijelaskan melalui pergeseran kurva permintaan ke kanan Gambar 4a. Sebaliknya perubahan selera dari disukai menjadi kurang disukai menjadikan konsumen membeli produk dalam jumlah yang lebih sedikit pada tingkat harga yang sama dengan sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan pergeseran kurva permintaan ke kiri Gambar 4b. Gambar 4. Pergeseran Kurva Permintaan Perubahan harga barang lain berpengaruh pada pergeseran kurva permintaan. Kenaikan harga barang subtitusi yang bersifat saling menggantikan menggeser kurva permintaan komoditi ke kanan, lebih banyak yang dibeli pada setiap tingkat harga. Sebagai contohnya kalau harga beras meningkat maka banyak orang mengalihkan makanan pokoknya dari beras ke jagung, sehingga dengan peningkatan harga beras maka akan menggeser permintaan jagung. Kenaikan harga barang komplementernya komoditi yang digunakan secara bersama-sama akan menggeser kurva permintaan ke kiri. Lebih sedikit komoditi yang dibeli pada setiap tingkat harga. Sebagai contohnya kenaikan harga gula maka orang akan mengurangi permintaan gula, begitu juga banyak konsumen yang mengurangi konsumsi kopi karena gula dan kopi digunakan secara bersama-sama. Pertumbuhan jumlah populasi atau penduduk menciptakan permintaan baru. Penduduk yang bertambah ini harus mempunyai daya beli sebelum permintaan berubah. Tambahan orang berusia kerja, tentunya akan menciptakan pendapatan baru. Jika ini terjadi, permintaan untuk semua komoditi yang dibeli Harga Py 9oleh penghasil pendapatan baru akan meningkat. Kenaikan jumlah penduduk akan menggeser kurva permintaan untuk komoditi ke arah kanan, yang menunjukkan bahwa akan lebih banyak komoditi yang dibeli pada setiap tingkat harga. Elastisitas Permintaan Seperti halnya pada sisi penawaran, pengaruh perubahan harga terhadap jumlah yang diminta dapat diketahui dengan menggunakan konsep elastisitas. Elastisitas harga atas permintaan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut P Q Q P P P Q Q ed ï„ ï„ ï€½ ï„ ï„ ï€½ . / / Dimana P adalah harga dan Q adalah jumlah yang diminta. Jenis-jenis Elastisitas Permintaan Ada lima jenis elastisitas permintaan 1. Permintaan tidak elastis sempurna elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas, lukisan milik pelukis yang telah meninggal berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya, dan contoh lainnya yang sejenis. 2. Permintaan tidak elastis elastisitas 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya. 5. Permintaan elastis sempurna elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500. Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah atau pada harga rata-rata yang diterima pasar. Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama. Elastisitas harga hanyalah merupakan sifat dari kurva permintaan saja. Elastisitas tersebut tidak menentukan bentuk kurva. Elastisitas harga permintaan ditentukan oleh banyak faktor. Beberapa hal yang mempengaruhi elastisitas permintaan Pertama, semakin banyak barang pengganti subtitusi bagi produk tersebut, semakin elastis permintaannya. Kedua, semakin banyak macam penggunaan produk semakin elastis permintaan akan produk tersebut. Ketiga, produk yang mengambil bagian besar dari pendapatan konsumen sering memiliki permintaan yang lebih elastis dibandingkan produk yang hanya mengambil bagian pendapatan yang relatif kecil. Sebagai contohnya permintaan mobil bersifat lebih elastis dari pada permintaan beras. Melalui grafik dapat dijelaskan bahwa apabila harga mendekati ujung atas kurva permintaan, kemungkinan permintaan lebih elastis daripada jika harga mendekati ujung bawah kurva permintaan. Contoh Apabila harga es krim naik dari $2 menjadi $2,2 dan jumlah pembelian turun dari 10 batang menjadi 8 batang, maka elastsitas permintaan dihitung sebagai berikut Koefisien sebesar 2,32 menunjukkan bahwa kenaikan harga sebesar 1 persen akan menimbulkan penurunan permintaan sebesar 2,32 %. Elastisitas permintaan memiliki hubungan negatif arahnya berbalikan, yaitu ketika harga naik permintaan akan turun, begitu sebaliknya. 11Ada beberapa jenis elastisitas permintaan, diantaranya elastisitas pendapatan atas permintaan income elasticity od demand dan elastisitas silang atas permintaan cross elasticity. Elastisitas pendapatan didefinisikan sebagai persentase perubahan dalam jumlah yang diminta dibagi dengan persentase perubahan dalam pendapatn konsumen. Dalam hal ini jumlah yang diminta sebagai variabel tak bebas, dan pendapatan sebagai variabel bebas sedangkan harga dalam kondisi ceteris paribus atau keadaaannya tetap. Elastisitas pendapatan atas permintaan dirumuskan Elastisitas pendapatan atas permintaan ini dapat menjelaskan sifat suatu barang. Jika angka elastisitas positif, maka barangnya adalah normal yaitu permintaannya naik dengan kenaikan pendapatan konsumen. Sebagai contohnya perabot rumah, beras dan lain-lain. Jika elastisitas pendapatan negatif, maka menunjukkan sifat barang inferior yaitu permintaannya turun dengan adanya kenaikan pendapatan konsumen. Sebagai contohnya gaplek, konsumen akan menggantikan konsumsi gaplek dengan beras misalnya apabila pendapatan konsumen naik. Sedangkan apabila nilai elastisitas sama dengan satu menunjukkan sifat barang tersebut barang netral yang tidak berubah jumlah konsumsinya walaupun pendapatan konsumen meningkat. Sebagai contohnya adalah komoditas garam, bahwa konsumen tidak akan meningkatkan atau menurunkan permintaan garam apabila pendapatan berubah. Apabila eI>1 maka elastisitas pendapatan dikatakan tinggi, umumnya untuk konsumsi barang mewah, sedangkan jika eI0, menunjukkan kedua barang adalah barang pengganti subtitusi. Contoh kenaikan harga kopi barang Y menyebabkan turunnya jumlah permintaan susu barang X. Jika eX,YQd1 yang berarti terjadi kelebihan penawaran excess supply. Hal ini menjadikan pasar tidak dalam keadaan bersih clear.Apabila dibiarkan tanpa campurtangan pemerintah, maka secara otomatis mekanisme pasar akan melakukan penyesuaian guna menyetabilkan kembali pada harga keseimbangan. Gambar 5. Penentuan Harga Pasar Suatu Barang Mekanismenya, pada kondisi perubahan harga dari Pe ke P1, berarti harga terjadi kelebihan penawaran atau surplus. Penjual takut barangnya tidak laku maka penjual bersedia menurunkan harga sehingga dapat melemparkan surplus ini, dan Supply S Harga Pq 13dengan demikian harga akan turun menuju harga keseimbangan Pe. Interaksi antara penjual dan pembeli atau konsumen dengan produsen akan membuat harga kesepakatan kembali pada Pe. Begitupun penurunan harga pada P2 menyebabkan kelebihan permintaan excess demand. Hal ini menyebabkan terjadi kekurangan di pasar, dan harga akan naik kembali menuju Pe. Pembicaraan lebih detail mengenai faktor-faktor yang memegang peranan penting dalam penawaran dan permintaan dibicarakan dalam pembahasan lanjutan. Penawaran barang berkait erat dengan produksi dan biaya yang dibahas dalam teori produksi Theory of Production dan teori biaya produksi Theory of Cost Production. Permintaan suatu barang terkait erat dengan konsumen dan akan dibicarakan mendalam dalam teori konsumsi atau permintaan konsumen Theory of Individual Consumer Demand. Latihan Soal 1. Misalkan permintaan dan penawaran telur pada berbagai tingkat harga di dalam suatu pasar adalah sebagai berikut Harga Rp 10 30 50 70 90 110 Penawaran 100 200 300 400 500 600 Permintaan 100 550 300 250 150 50 Tugas a. Berdasarkan pada data diatas, buatlah kurva permintaan dan penawarannya. Pada tingkat harga berapakah keseimbangan pasar tercapai dan berapakah jumlah barang yang diperjualbelikan ? b. Apakah yang berlaku excess supply atau demand pada harga Rp 35,00 ? c. Apakah yang berlaku excess supply atau demand pada harga Rp 95,00 ? d. Apabila pendapatan masyarakat bertambah, perubahan yang bagaimanakah yang anda ramalkan akan terjadi pada data diatas ? 2. Persamaan permintaan dan penawaran atas barang A adalah QD = 100 – 2P dan QS = 20 + 5P, dimana P adalah tingkat harga yang dinyatakan dalam ribuan. a. Berdasarkan persamaan permintaan dan penawaran diatas, buatlah suatu tabel yang terdiri atas variabel harga ribu rupiah, permintaan unit dan penawaran unit pada saat harga 2, 4, 6, 8, dan 10 ! b. Tentukan harga keseimbangan dan jumlah barang yang diperjualbelikan. Apakah yang terjadi excess supply atau demand pada harga Rp dan pada harga Rp ? c. Gambarkan keadaan keseimbangan di pasar tersebut ! 3. Persamaan permintaan dan penawaran atas barang X adalah Qd = 100 – 2P dan Qs = 20 + 5P P = tingkat harga yang dinyatakan dalam ratusan rupiah. a. Berdasarkan persamaan tersebut, buat tabel permintaan dan penawaran saat harga 1, 2, 3, 4, dan 5. Tentukan tingkat harga dan jumlah barang pada kondisi ekuilibrium serta apa yang terjadi apabila kurva penawaran bergeser ke kiri sebagai akibat tingginya harga-harga input? b. Apabila diketahui rata-rata harga sebesar 10 dan jumlah produk sebesar 30, hitunglah elastisitas harga atas permintaan dan penawaran. 14KASUS 1 PERMINTAAN BERAS RUMAH TANGGA Sebuah penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada konsumsi beras rumah tangga masyarakat Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Faktor tersebut antara lain harga beras, pendapatan rumah tangga, harga barang lain yang bersifat subtitusi atau komplementernya, jumlah anggota keluarga, pendidikan ibu atau isteri, tingkat pendidikan ibu dan tempat tinggal. Penelitian menggunakan metode analisis data Regresi Linear Berganda. Hasil analisis seperti tertera dalam tabel 1. Tabel 1. Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Konsumsi Beras pada Rumah Tangga Variabel Bebas Satuan Koefisien Regresi Standar Error Sig 0,005 Tingkat Pendapatan 000 Rp/bulan 0,0156* 0,000 0,089 Harga Beras Rupiah -0,027** 0,000 0,047 Harga Jagung Rupiah -0,001 0,001 0,467 Jumlah Anggota Keluarga Jiwa 3,056** 0,683 0,000 Tingkat Pendidikan Tahun 0,234 0,429 0,589 Umur Tahun 0,121 0,096 0,214 Tempat Tinggal RT desa dan kota 7,270* 4,134 0,086 Konstanta -14,044 Adjusted R2 0,402 Sumber Karya Tulis Ilmiah an. Amelia ** berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% * berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 90% Pada Tabel 1 dapat diketahui hasil analisis regresi linier berganda menghasilkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut Y = -14,044 + 0,0156 X1 - 0,027 X2– 0,001 X3 + 3,056 X4 + 0,234 X5 + 0,121 X6 + 7,270 D Persamaan untuk rumah tangga wilayah perkotaan Y = -6,774 + 0,0156 X1 - 0,027 X2– 0,001 X3 + 3,056 X4 + 0,234 X5 + 0,121 X6 Persamaan untuk rumah tangga wilayah pedesaan Y = -14,044 + 0,0156 X1 - 0,027 X2– 0,001 X3 + 3,056 X4 + 0,234 X5 + 0,121 X6 Hasil analisis menunjukkan nilai koefisien regresi dari masing-masing faktor yang mempengaruhi konsumsi beras di Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Kesimpulan dari analisis fungsi permintaan beras pada rumah tangga secara significant dipengaruhi oleh pendapatan RT, harga beras, jumlah anggota keluarga dan tempat tinggal. Adapun harga jagung, umur dan tingkat pendidikan ibu rumah tangga tidak berpengaruh nyata. 15Mendasarkan pada arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas jumlah permintaan dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Nilai koefisien regresi 0,0156 pada X1 menunjukkan pengaruh positif pendapatan terhadap jumlah konsumsi beras rumah tangga. Apabila pendapatan meningkat akan meningkatkan jumlah konsumsi beras rumah tangga. Hal ini memberikan arti bahwa beras masih merupakan barang normal, dimana apabila pendapatan RT meningkat akan meningkatkan konsumsi beras. Apabila rata-rata pendapatan Rp. 2 500 000,- dan konsumsi beras sebesar 58 kg, maka elastisitas pendapatan sebesar x 2500000/58 = 2. Nilai koefisien pada X2 menunjukkan pengaruh harga beras terhadap konsumsi beras RT adalah negatif, artinya kalau harga naik maka konsumsi beras RT menurun. Apabila harga beras saat itu Rp. 6000,- dan rata-rata konsumsi RT sebesar 58 kg, maka nilai elastisitas permintaan adalah sebesar x 6000/58 = Elastisitas permintaan beras sebesar menunjukkan permintaan beras adalah elastic. 3. Nilai koefisien regresi sebesar – 0,001 pada X3 menujukkan pengaruh harga jagung terhadap permintaan beras adalah negatif. Artinya kalau harga jagung meningkat maka permintaan beras menjadi turun. Apabila diketahui harga jagung sebesar Rp. 3600,- maka elastisitas silang jagung dengan beras sebesar x 3600/58 = Elastisitas silang antara jagung dengan beras bernilai menunjukkan bahwa hubungan antara komoditas jagung dengan beras bersifat komplementer. Kotak 1 Teori Permintaan dan Kurva Permintaan serta Penawaran PERMINTAAN Beberapa Penentu Permintaan 1. Harga barang. 2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut. 3. Pendapatan RT dan pendapatan rata-rata masyarakat. 4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat. 5. Cita rasa masyarakat. 6. Jumlah penduduk. 7. Ramalan keadaan di masa datang. Hukum Permintaan Harga dan permintaan bahwa makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Pengaruh Faktor Lain Selain Harga Terhadap Permintaan 1. Harga barang lain Hubungan antara sesuatu barang dengan berbagai jenis-jenis barang lainnya dapat dibedakan kepada tiga 3 golongan, yaitu lain itu merupakan pengganti lain itu merupakan pelengkap barang tidak mempunyai kaitan sama sekali Pengganti Sesuatu barang dinamakan barang pengganti kepada barang lain apabila ia dapat menggantikan fungsi barang lain tersebut. Kopi dan teh adalah barang 14. Permintaan elastis elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya. 5. Permintaan elastis sempurna elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500. Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah atau pada harga rata-rata yang diterima pasar. Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama. Elastisitas harga hanyalah merupakan sifat dari kurva permintaan saja. Elastisitas tersebut tidak menentukan bentuk kurva. Elastisitas harga permintaan ditentukan oleh banyak faktor. Beberapa hal yang mempengaruhi elastisitas permintaan Pertama, semakin banyak barang pengganti subtitusi bagi produk tersebut, semakin elastis permintaannya. Kedua, semakin banyak macam penggunaan produk semakin elastis permintaan akan produk tersebut. Ketiga, produk yang mengambil bagian besar dari pendapatan konsumen sering memiliki permintaan yang lebih elastis dibandingkan produk yang hanya mengambil bagian pendapatan yang relatif kecil. Sebagai contohnya permintaan mobil bersifat lebih elastis dari pada permintaan beras. Melalui grafik dapat dijelaskan bahwa apabila harga mendekati ujung atas kurva permintaan, kemungkinan permintaan lebih elastis daripada jika harga mendekati ujung bawah kurva permintaan. Contoh Apabila harga es krim naik dari $2 menjadi $2,2 dan jumlah pembelian turun dari 10 batang menjadi 8 batang, maka elastsitas permintaan dihitung sebagai berikut Koefisien sebesar 2,32 menunjukkan bahwa kenaikan harga sebesar 1 persen akan menimbulkan penurunan permintaan sebesar 2,32 %. Elastisitas permintaan memiliki hubungan negatif arahnya berbalikan, yaitu ketika harga naik permintaan akan turun, begitu sebaliknya. 2Ada beberapa jenis elastisitas permintaan, diantaranya elastisitas pendapatan atas permintaan income elasticity od demand dan elastisitas silang atas permintaan cross elasticity. Elastisitas pendapatan didefinisikan sebagai persentase perubahan dalam jumlah yang diminta dibagi dengan persentase perubahan dalam pendapatn konsumen. Dalam hal ini jumlah yang diminta sebagai variabel tak bebas, dan pendapatan sebagai variabel bebas sedangkan harga dalam kondisi ceteris paribus atau keadaaannya tetap. Elastisitas pendapatan atas permintaan dirumuskan Elastisitas pendapatan atas permintaan ini dapat menjelaskan sifat suatu barang. Jika angka elastisitas positif, maka barangnya adalah normal yaitu permintaannya naik dengan kenaikan pendapatan konsumen. Sebagai contohnya perabot rumah, beras dan lain-lain. Jika elastisitas pendapatan negatif, maka menunjukkan sifat barang inferior yaitu permintaannya turun dengan adanya kenaikan pendapatan konsumen. Sebagai contohnya gaplek, konsumen akan menggantikan konsumsi gaplek dengan beras misalnya apabila pendapatan konsumen naik. Sedangkan apabila nilai elastisitas sama dengan satu menunjukkan sifat barang tersebut barang netral yang tidak berubah jumlah konsumsinya walaupun pendapatan konsumen meningkat. Sebagai contohnya adalah komoditas garam, bahwa konsumen tidak akan meningkatkan atau menurunkan permintaan garam apabila pendapatan berubah. Apabila eI>1 maka elastisitas pendapatan dikatakan tinggi, umumnya untuk konsumsi barang mewah, sedangkan jika eI0, menunjukkan kedua barang adalah barang pengganti subtitusi. Contoh kenaikan harga kopi barang Y menyebabkan turunnya jumlah permintaan susu barang X. Jika eX,YQd1 yang berarti terjadi kelebihan penawaran excess supply. Hal ini menjadikan pasar tidak dalam keadaan bersih clear.Apabila dibiarkan tanpa campurtangan pemerintah, maka secara otomatis mekanisme pasar akan melakukan penyesuaian guna menyetabilkan kembali pada harga keseimbangan. Gambar 5. Penentuan Harga Pasar Suatu Barang Mekanismenya, pada kondisi perubahan harga dari Pe ke P1, berarti harga terjadi kelebihan penawaran atau surplus. Penjual takut barangnya tidak laku maka penjual bersedia menurunkan harga sehingga dapat melemparkan surplus ini, dan Supply S Harga Pq 4dengan demikian harga akan turun menuju harga keseimbangan Pe. Interaksi antara penjual dan pembeli atau konsumen dengan produsen akan membuat harga kesepakatan kembali pada Pe. Begitupun penurunan harga pada P2 menyebabkan kelebihan permintaan excess demand. Hal ini menyebabkan terjadi kekurangan di pasar, dan harga akan naik kembali menuju Pe. Pembicaraan lebih detail mengenai faktor-faktor yang memegang peranan penting dalam penawaran dan permintaan dibicarakan dalam pembahasan lanjutan. Penawaran barang berkait erat dengan produksi dan biaya yang dibahas dalam teori produksi Theory of Production dan teori biaya produksi Theory of Cost Production. Permintaan suatu barang terkait erat dengan konsumen dan akan dibicarakan mendalam dalam teori konsumsi atau permintaan konsumen Theory of Individual Consumer Demand. Latihan Soal 1. Misalkan permintaan dan penawaran telur pada berbagai tingkat harga di dalam suatu pasar adalah sebagai berikut Harga Rp 10 30 50 70 90 110 Penawaran 100 200 300 400 500 600 Permintaan 100 550 300 250 150 50 Tugas a. Berdasarkan pada data diatas, buatlah kurva permintaan dan penawarannya. Pada tingkat harga berapakah keseimbangan pasar tercapai dan berapakah jumlah barang yang diperjualbelikan ? b. Apakah yang berlaku excess supply atau demand pada harga Rp 35,00 ? c. Apakah yang berlaku excess supply atau demand pada harga Rp 95,00 ? d. Apabila pendapatan masyarakat bertambah, perubahan yang bagaimanakah yang anda ramalkan akan terjadi pada data diatas ? 2. Persamaan permintaan dan penawaran atas barang A adalah QD = 100 – 2P dan QS = 20 + 5P, dimana P adalah tingkat harga yang dinyatakan dalam ribuan. a. Berdasarkan persamaan permintaan dan penawaran diatas, buatlah suatu tabel yang terdiri atas variabel harga ribu rupiah, permintaan unit dan penawaran unit pada saat harga 2, 4, 6, 8, dan 10 ! b. Tentukan harga keseimbangan dan jumlah barang yang diperjualbelikan. Apakah yang terjadi excess supply atau demand pada harga Rp dan pada harga Rp ? c. Gambarkan keadaan keseimbangan di pasar tersebut ! 3. Persamaan permintaan dan penawaran atas barang X adalah Qd = 100 – 2P dan Qs = 20 + 5P P = tingkat harga yang dinyatakan dalam ratusan rupiah. a. Berdasarkan persamaan tersebut, buat tabel permintaan dan penawaran saat harga 1, 2, 3, 4, dan 5. Tentukan tingkat harga dan jumlah barang pada kondisi ekuilibrium serta apa yang terjadi apabila kurva penawaran bergeser ke kiri sebagai akibat tingginya harga-harga input? b. Apabila diketahui rata-rata harga sebesar 10 dan jumlah produk sebesar 30, hitunglah elastisitas harga atas permintaan dan penawaran. 5KASUS 1 PERMINTAAN BERAS RUMAH TANGGA Sebuah penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada konsumsi beras rumah tangga masyarakat Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Faktor tersebut antara lain harga beras, pendapatan rumah tangga, harga barang lain yang bersifat subtitusi atau komplementernya, jumlah anggota keluarga, pendidikan ibu atau isteri, tingkat pendidikan ibu dan tempat tinggal. Penelitian menggunakan metode analisis data Regresi Linear Berganda. Hasil analisis seperti tertera dalam tabel 1. Tabel 1. Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Konsumsi Beras pada Rumah Tangga Variabel Bebas Satuan Koefisien Regresi Standar Error Sig 0,005 Tingkat Pendapatan 000 Rp/bulan 0,0156* 0,000 0,089 Harga Beras Rupiah -0,027** 0,000 0,047 Harga Jagung Rupiah -0,001 0,001 0,467 Jumlah Anggota Keluarga Jiwa 3,056** 0,683 0,000 Tingkat Pendidikan Tahun 0,234 0,429 0,589 Umur Tahun 0,121 0,096 0,214 Tempat Tinggal RT desa dan kota 7,270* 4,134 0,086 Konstanta -14,044 Adjusted R2 0,402 Sumber Karya Tulis Ilmiah an. Amelia ** berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% * berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 90% Pada Tabel 1 dapat diketahui hasil analisis regresi linier berganda menghasilkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut Y = -14,044 + 0,0156 X1 - 0,027 X2 – 0,001 X3 + 3,056 X4 + 0,234 X5 + 0,121 X6 + 7,270 D Persamaan untuk rumah tangga wilayah perkotaan Y = -6,774 + 0,0156 X1 - 0,027 X2 – 0,001 X3 + 3,056 X4 + 0,234 X5 + 0,121 X6 Persamaan untuk rumah tangga wilayah pedesaan Y = -14,044 + 0,0156 X1 - 0,027 X2 – 0,001 X3 + 3,056 X4 + 0,234 X5 + 0,121 X6 Hasil analisis menunjukkan nilai koefisien regresi dari masing-masing faktor yang mempengaruhi konsumsi beras di Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Kesimpulan dari analisis fungsi permintaan beras pada rumah tangga secara significant dipengaruhi oleh pendapatan RT, harga beras, jumlah anggota keluarga dan tempat tinggal. Adapun harga jagung, umur dan tingkat pendidikan ibu rumah tangga tidak berpengaruh nyata. 6Mendasarkan pada arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas jumlah permintaan dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Nilai koefisien regresi 0,0156 pada X1 menunjukkan pengaruh positif pendapatan terhadap jumlah konsumsi beras rumah tangga. Apabila pendapatan meningkat akan meningkatkan jumlah konsumsi beras rumah tangga. Hal ini memberikan arti bahwa beras masih merupakan barang normal, dimana apabila pendapatan RT meningkat akan meningkatkan konsumsi beras. Apabila rata-rata pendapatan Rp. 2 500 000,- dan konsumsi beras sebesar 58 kg, maka elastisitas pendapatan sebesar x 2500000/58 = 2. Nilai koefisien pada X2 menunjukkan pengaruh harga beras terhadap konsumsi beras RT adalah negatif, artinya kalau harga naik maka konsumsi beras RT menurun. Apabila harga beras saat itu Rp. 6000,- dan rata-rata konsumsi RT sebesar 58 kg, maka nilai elastisitas permintaan adalah sebesar x 6000/58 = Elastisitas permintaan beras sebesar menunjukkan permintaan beras adalah elastic. 3. Nilai koefisien regresi sebesar – 0,001 pada X3 menujukkan pengaruh harga jagung terhadap permintaan beras adalah negatif. Artinya kalau harga jagung meningkat maka permintaan beras menjadi turun. Apabila diketahui harga jagung sebesar Rp. 3600,- maka elastisitas silang jagung dengan beras sebesar x 3600/58 = Elastisitas silang antara jagung dengan beras bernilai menunjukkan bahwa hubungan antara komoditas jagung dengan beras bersifat komplementer. Kotak 1 Teori Permintaan dan Kurva Permintaan serta Penawaran PERMINTAAN Beberapa Penentu Permintaan 1. Harga barang. 2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut. 3. Pendapatan RT dan pendapatan rata-rata masyarakat. 4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat. 5. Cita rasa masyarakat. 6. Jumlah penduduk. 7. Ramalan keadaan di masa datang. Hukum Permintaan Harga dan permintaan bahwa makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Pengaruh Faktor Lain Selain Harga Terhadap Permintaan 1. Harga barang lain Hubungan antara sesuatu barang dengan berbagai jenis-jenis barang lainnya dapat dibedakan kepada tiga 3 golongan, yaitu lain itu merupakan pengganti lain itu merupakan pelengkap barang tidak mempunyai kaitan sama sekali Pengganti Sesuatu barang dinamakan barang pengganti kepada barang lain apabila ia dapat menggantikan fungsi barang lain tersebut. Kopi dan teh adalah barang
dalam ilmu ekonomi mikro interaksi penjual dan pembeli bertujuan