. KH. Zuhdianoor atau yang lebih akrab dikenal Guru Zuhdi merupakan salah seorang ulama Banjar yang sangat tawadhu, wara dan qana'ah. Dalam setiap pengajian rutin di Masjid Jami Sungai Jingah, Kota Banjarmasin, dia sering menyebut dan memuliakan Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Guru Sekumpul) Martapura, Kalsel.
PolresBanjarbaru mengerahkan 586 personil untuk melakukan pengamanan jalur kedatangan maupun kepulangan jamaah Haul ke-15 Abah Guru sekumpul.Pengerahan ditandai dengan pelaksanaan apel kesiapan pengamanan yang dipimpin langsung Kapolres Banjarbaru, AKBP Doni Hadi Santoso, di Lapangan Mapolres Banjarbaru, Sabtu (29/02) pagi. Menurut Kapolres Banjarbaru apel kesiapan ini bertujuan untuk
AbahGuru Sekumpul adalah sosok wali Allah yang dikenal sangat khusyu' dalam ibadahnya. Kalau sudah melantunkan sholawat, getaran hati sungguh terasa. Demikian juga dalam berbagai ritual ibadah lainnya. Termasuk diantaranya ketika bulan Sya'ban, Abah Guru Sekumpul memaknainya dengan penuh keistimewaan. Menurut Abah Guru Sekumpu, bulan Sya'ban adalah bulannya Rasulullah Saw.
cash. Teknologi Metafisika Al-Qurâan Salah satu fenomena Islam Indonesia sejak tahun 1990-an adalah adanya perdebatan pendapat di antara ilmuwan muslim terkait hubungan agama dan sains, yang memunculkan istilah-istilah seperti islamisasi ilmu pengetahuan, ilmuisasi islam, obyektifikasi islam, keserasian, ayatisasi, integrasi, integrasi â interkoneksi, dan lainnya. Sejak era tahun 1970-1980-an mulai dikenal nama-nama seperti Rasjidi, Moenawar Chalil, Buya Hamka, Hidajat Nataatmaja, Kuntowijoyo, Mulyadhi Kartanegara, Amin Abdullah, hingga Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, yang mempelopori gerakan agama dan sains ini dalam tiga agenda, yaitu politik penguatan identitas keislaman, semangat melawan sekulerisasi barat, dan sikap defensif yang merupakan bagian dari dakwah. Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya menggagas pemikiran melalui ilmu metafisika eksakta yang akan mampu menjelaskan apa sebenarnya agama itu. Misteri tentang agama yang misterius, mistis, tak terlihat, dll, bisa didekati dengan menggabungkan ilmu-ilmu eksakta matematika, fisika, kimia, mekanika, biologi, dll, agar agama lebih bisa diterima oleh pikiran manusia. Umumnya, ajaran agama sulit dipahami karena tidak ada penjelasan yang logis, sehingga iman umat manusia rentan untuk bergeser ke atheisme atau sekulerisme. Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya menggunakan teori metafisika dari perspektif sains, untuk menunjukkan ilmiahnya ayat-ayat Al-Qurâan, dan bukan hanya sekedar dogmatis. Menurutnya ilmu metafisika eksakta sangat efektif untuk dipakai dalam menerangkan teori-teori ilmiah dari pelaksanaan teknis ilmu agama, termasuk di dalamnya bidang ilmu tasawuf dan sufi. Baginya, metafisika adalah fisika di alam meta, merupakan suatu kenyataan tentang keberadaan realitas sesuatu secara eksak di alam meta gaib, transenden, abstrak, maka pendekatan ilmiah dalam pembahasan yang bersifat pasti dan memiliki batasan tertentu, akan lebih mudah mendapat pengertian dan pemahaman, di samping bahwa problem metafisika yang sesungguhnya dapat diterapkan dan dibuktikan eksistensinya, sehingga ilmu eksakta dapat dijadikan sebagai media pendukung dalam lingkungan metafisika dan ilmu pengetahuan. Dengan latar belakangnya sebagai ilmuwan Fisika-Kimia, menguasai Bahasa Inggris, Jerman dan Belanda, serta menekuni ilmu tasawuf dan tarekat, selain menggunakan dasar Al-Qurâan, al-Hadist dan ijmaâ ulamaâ, Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya juga berdakwah menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga pemikiran Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya dinilai sesuai dengan perkembangan umat dan zaman di abad teknologi dan informasi. Inilah yang membedakan pola penyampaian dakwah antara Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya dengan ulama-ulama lainnya. Menurutnya, teknologi jangan selalu diartikan dengan hal-hal yang berhubungan dengan mesin atau komputer. Secara sederhana teknologi adalah serangkaian metode yang mencakup pengertian yang lebih luas. Misalnya dalam mencangkul, diperlukan suatu metode atau cara. Tanpa menguasai bagaimana metode mencangkul, maka tidak dapat diperoleh hasil cangkulan yang baik, bahkan bisa membuat orang terluka. Dalam hal contoh sederhana yang lain, memasak misalnya, meskipun telah tersedia alat dan bahan yang diperlukan untuk memasak suatu masakan, tapi jika tidak mengetahui metode atau cara dalam memasak, maka masakan yang dimaksud tentu tidak akan jadi. Contoh yang lain, tentang air. Apabila diterapkan teknologi elektrolisa, air akan mengeluarkan tenaga dahsyat, air akan terurai menjadi oksigen dan atom hidrogen, yang jika disatukan kembali dan disulut dengan menggunakan api, maka akan meledak dan menyemburkan api yang dapat melebur besi. Jika air dialirkan melalui turbin yang dirangkai dengan dinamo, akan mengeluarkan energi listrik yang mencapai kekuatan hingga KVA. Ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa ayat-ayat dalam Al-Qurâan dan kalimah Allah zikir juga tidak akan mampu mengeluarkan tenaga dahsyat, selama tidak dikuasai metodologinya, yang mana teknologi itu disebut oleh Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya dengan istilah âTeknologi Metafisika Al-Qurâanâ. Dengan teknologi ini, kalimah Allah dan ayat-ayat Al-Qurâan akan dapat mengeluarkan energi-energi metafisis ke-Tuhan-an yang maha dahsyat. Unsur Tak Terhingga Infinity Tuhan menurunkan energi tak terhingga infinity dalam bentuk firman-Nya. Kekuatan tak terhingga di dalam kalĂŽmah Allâh, atau ayat-ayat khusus Al-Qurâan, dapat menghancurkan segala sesuatu yang negatif antara surga dan bumi. Tujuan akhir dari setiap manusia adalah untuk mendapatkan akses ke faktor Tak Terhingga ini, yang hanya mungkin dilakukan dengan cara berhubungan secara kerohanian dengan Nabi. Sama seperti energi listrik harus dibawa oleh kabel dari sumbernya ke lampu, energi ilahi yang tak terhingga ini hanya bisa didapatkan dengan menghubungkan rohani melalui Nabi dan rantai orang-orang suci, yaitu para ulama pewaris ilmu Nabi. Energi tak terbatas kalĂŽmah Allâh ini dijelaskan Syaikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya dalam rumus tak terhingga pada konsep matematika 1 / ~ = 0 [angka berapa pun] / ~ = 0 [iblis, setan, hantu, kanker, narkotika, atom, nuklir, apapun yang fisik maupun metafisika] / ~ = 0 unsur tak terhingga ~ di sini menurut Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya adalah kalimah Allah atau ayat-ayat Al-Qurâan Unsur tak terhingga ~ dalam konsep matematika ini yang dipergunakan Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya untuk mendefinisikan kebenaran hakiki tentang Tuhan dan tasawuf tarekat. Unsur tak terhingga ~ ini mencerminkan keunikan Tuhan, di mana Tuhan duduk di takhta-Nya Arsy, yang berada pada jarak tak terbatas/ tak terhingga dengan kita. Karena jarak sama dengan kecepatan dikalikan dengan waktu s = v x t di mana s = spazium = distance = jarak v = velocitas = speed = kecepatan t = tempo = time = waktu maka komunikasi dengan Tuhan membutuhkan kecepatan yang tak terhingga ~, atau akan mengambil waktu yang tak terhingga ~ s = ~, dan oleh karena itu v atau t harus = ~ Para nabi, yang secara teratur berkomunikasi dengan Tuhan, dapat melakukannya karena rohani mereka diri spiritual mereka memiliki âradiasi frekuensiâ yang tak terhingga untuk mencapai Tuhan. Menurut Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, ini adalah âcahaya di atas cahayaâ yang disebutkan dalam Al-Qurâan 2435. Ini adalah cahaya dengan frekuensi dan energi tak terhingga, yang muncul dari Tuhan dan tersambung dengan diri rohani Rasulullah, yang kemudian diteruskan kepada para ulama pewaris ilmu Rasulullah silsilah keguruan mursyid-mursyid tarekat Inilah yang dikatakan sebagai âTali Tuhanâ habl min Allâh, yang melaluinya individu dapat terhubung dengan unsur tak terhingga tersebut. Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya mendefinisikan metafisika eksakta sebagai kajian yang membahas masalah-masalah metafisika, yaitu yang bersifat abstrak, transenden dan gaib melalui pendekatan pada ilmu eksakta matematika, fisika, kimia, mekanika, biologi, dll. Syaikh Kadirun menjelaskan sintesis sains, teknologi, dan tasawuf modern, dengan menggunakan rumus eksakta fisika dan matematika sebagai metafora untuk menjelaskan hubungan antara manusia dan Tuhan, dan sebagai wujud atau simbol bahwa segala sesuatu dapat diperhitungkan secara ilmiah. Beliau menjelaskan tentang teknologi metafisika berupa penyaluran kekuatan tak terhingga di dalam kalĂŽmah Allah, yaitu zikir dengan metode tarekat, memusatkannya, dan mengarahkannya untuk berbagai tujuan di dunia ini. Tarekat sebagai Metodologi Ditegaskan oleh Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, bahwa kebenaran agama jangan hanya dipertahankan dengan hujjah akal, tetapi harus mampu dibuktikan kebenarannnya secara realâ, yang itu bisa didapatkan melalui metode tarekat. Dan metode tarekat itu sendiri harus bisa dibuktikan kebenarannya melalui sains matematika, fisika, dan kimia yang terukur. Ia berpandangan, bahwa menunjukkan kekeramatan karamah diperlukan untuk membuktikan kebenaran Islam atau amalan tarekat dan menangkis pendapat bahwa agama adalah khayalan. Pada dasarnya ilmu tarekat di dalam al Qurâan merupakan metode pelaksanaan teknis dari suatu amalan yang sangat tinggi, yaitu zikir. Di sinilah yang dimaksudkan oleh Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, bahwa tarekat merupakan sebuah metodologi di dalam ilmu tasawuf, yaitu melalui pengamalan zikir, pengamalan kalimah Allah. Menurut Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, kekuatan potensi kalimah Allah adalah maha dahsyat, sehingga mampu mempertahankan eksistensi dunia dari kehancuran total oleh tenaga apa pun. Maka ilmu tersebut perlu diriset, di mana letak ilmiahnya, the how to do-nya, dari amalan-amalan tarekat yang kelihatannya mubazir dan seolah-olah hanya membuang waktu. Namun sebenarnya semuanya itu akan terbukti, kalau dilaksanakan dengan metode zikir yang tepat, akan memperoleh manfaat yang besar dari kekuatan yang terkandung dalam Al-Qurâan. Di dalam Al-Qurâan dan Hadist, Tuhan telah menunjukkan banyak contoh mengenai energi tak terhingga tersebut, seperti pada kejadian banjir Nabi Nuh, bencana yang dialami kaum Nabi Luth, muâjizat Nabi Sulaiman, Nabi Daud melawan Goliath, Nabi Isa menghidupkan orang mati, kerikil batu sijjil untuk memusnahkan tentara Abrahah, Nabi Ibrahim melawan Namrud, Nabi Musa melawan Firâaun, dan lain-lainnya. Begitu juga dengan sejarah penyebaran agama Islam di Nusantara Indonesia. Saat Islam mulai mendarat di tanah Jawa, dengan para ulama yang dikenal dengan sebutan âWali Songoâ mulai mendakwahkan Islam. Semula rakyat merasa keberatan, bahkan menolaknya, dengan alasan mereka telah mempunyai agama kebatinan Jawa. Di sinilah kemudian diterjunkan ke garda depan kekuatan-kekuatan metafisika berupa tasawuf dan ilmu sufinya, dengan berbagai fenomena keajaiban dan karamahnya. Barulah kebatinan di tanah Jawa tersebut dapat menerima Islam. Kemudian dilanjutkanlah dakwah Islam itu dengan pengajaran ilmu fiqh sebagai pengatur dalam tatakrama kehidupan umat Islam. Demikian pula tidak sedikit kisah-kisah karamah Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya dalam mempraktekkan teknologi metafisika ini, seperti memadamkan letusan gunung Galunggung di Jawa Barat atas permintaan Pemda Tk I Jawa Barat dengan menggunakan helikopter dan melempar batu serta menyiramkan air zikir kalimah Allah, memberantas pemberontakan gerombolan komunis di Hutan Pahang Malaysia atas permintaan perwira angkatan bersenjata Malaysia dengan menggunakan helikopter dan melemparkan batu-batu bermuatan zikir kalimah Allah. Dengan metode tarekatullah menyembuhkan berbagai penyakit berat dan penyakit ganjil, penyembuhan kecanduan narkoba, mengusir gangguan jin, dll. Semua itu merupakan praktek menyalurkan energi tak terhingga kalimah Allah, melalui berbagai media seperti batu, air, dan tongkat, yang telah didoakan dan diberi muatan zikir kalimah Allah. Kisah-kisah menarik tentang sosok pribadi dan perjalanan spiritual Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, peran aktifnya dalam dunia pendidikan, dunia sosial kemasyarakatan, dunia militer dan ketatanegaraan, serta cerita-cerita karamahnya dengan berbagai penjelasan ilmiah mengenai teknologi Al-Qurâan ini, membuat tarekat yang dipimpinnya mendapatkan banyak pengikut. Murid-murid Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya berasal dari beragam kalangan, mulai masyarakat kelas bawah, menengah, sampai kelas atas, dari usahawan, profesional, artis, seniman, akademisi guru, mahasiswa, dosen, doktor, sampai profesor, kalangan militer polisi dan tentara, dari pangkat rendah sampai perwira tinggi, kalangan pejabat dari kepala daerah, menteri, sampai keluarga Diraja Malaysia, baik di Indonesia maupun di Malaysia. Namun selain mendapatkan banyak pengikut, ada pula sebagian kalangan yang menolak pemikiran Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya maupun tarekat yang dibawanya. Pemikirannya tentang teknologi metafisika Al-Qurâan untuk menjelaskan tarekat, cerita-cerita karamahnya, perjalanan hidupnya, dan praktek-praktek teknis tarekat yang dilakukan jamaah tarekatnya, dianggap kontroversial oleh para penentangnya, bahkan terjadi intimidasi terhadap jamaah tarekat ini di beberapa daerah. Penolakan-penolakan dan intimidasi ini pun disanggah dengan cara damai oleh para pengikut Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya melalui berbagai tulisan ilmiah dan forum-forum ilmiah. Walaupun terdapat kontroversi di sebagian kalangan, namun karya-karya ilmiah pemikiran Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya telah banyak menginspirasi para penulis, akademisi, dan peneliti di Indonesia, Malaysia, maupun beberapa negara lainnya. Tercatat lebih dari 30 tulisan ilmiah dalam bahasa Indonesia, bahasa Melayu, maupun bahasa Inggris, berupa skripsi, thesis, disertasi, makalah forum ilmiah, jurnal, sampai buku, yang telah mengulas pemikiran Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, sosok pribadi dan perjalanan spiritualnya, maupun pergerakannya dalam dakwah tarekat. Tulisan tentang Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Berbagai tulisan ilmiah berupa skripsi, thesis, disertasi, makalah, jurnal ilmiah, dan buku, yang mengambil tema tentang Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, maupun cuplikan pemikirannya, oleh periset, akademisi, dan penulis dari Indonesia maupun luar negeri, antara lain Nur, Prof. K. H. Djamaan 2002. âTasawuf dan Tarekat Naqsyabandiyah Pimpinan Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya.â Medan USU Press.. Ridjal, Syamsur 2013. âTarekat Naqsyabandiyah Syeikh Kadirun Yahya dan Pengalamannya di Kota Jambiâ. Innovatio Journal for Religious Innovations Studies. Jambi Program Pasca Sarjana, Institut Agama Islam Negeri IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Mutmainnah, Anisah 2018. âStudi Deskriptif Pemikiran Politik Syeikh Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah tentang Hidup Bernegaraâ. Skripsi thesis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan Wahid, Yenny Zannuba 2009. Djaâfar, Alamsyah M., ed. Agama dan pergeseran representasi konflik dan rekonsiliasi di Indonesia. Jakarta, Indonesia Wahid Institute. Bruinessen, Martin van. 1994. Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia survei historis, geografis dan sosiologis edisi ke-Rev. ed. Bandung, Indonesia Penerbit Mizan. Mohamad al-Merbawi, Abdul Manam Bin; Abdullah, Mohd Syukri Yeoh; Abdullah, Osman Chuah; Wan Abdullah, Wan Nasyrudin Bin; Ahmad, Salmah 2012. âTarekat Naqshabandiyyah Khalidiyyah in Malaysia A Study on the Leadership of Haji Ishaq bin Muhammad Arifâ. MIQOT Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman. Medan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Fakhriati 2013. âProf. Dr. H. Kadirun Yahya Perjalanan Menuju Saidi Syeikh dalam Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyahâ. Jurnal Lektur Keagamaan. Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Jakarta. Bruinessen, Martin Van 2007. âAfter The Days of Abu Qubays Indonesian Transformations of The Naqshabandiyya-Khalidiyyaâ. Journal of the History of Sufism. Paris, France Simurg Press. Erawadi, Erawadi 2014. âPusat-Pusat Perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah di Tapanuli Bagian Selatanâ. MIQOT Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman. Medan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Lubis, Sakban 2018. âTharekat Naqsabandiyah Kholidiyah Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya, MA di Universitas Pembangunan Panca Budi Medanâ. Almufida Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman. Medan Fakultas Agama Islam Universitas Dharmawangsa. Nurul Amin Hudin, LC 2016 âTitik Temu Ilmu Eksakta dan Tasawuf Pemikiran Syekh Kadirun Yahya.â Masters thesis, Program Studi Agama dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta. Yudhasatria, Ebma 2014. âPemikiran Kadirun Yahya Tentang Tasawuf 1950-2001.â Skripsi thesis, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. May, Asmal 2017. âMenyingkap Energi Zikir Dalam Konsep Tasawuf Syekh Kadirun Yahyaâ. Al-Fikra Jurnal Ilmiah Keislaman. Pekanbaru, Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Husin, Hamidun Mohamad; Jailani, Moh. Rushdan Mohd., Prof. DR. 2013. âKelangsungan Amalan Takziyat Al-Nafs Instrospeksi Pengalaman Tarekat Naqshabandiyah Khalidiyah Yayasan Prof. DR. H. Kadirun Yahya di Malaysia.â Proceedings from conference on âSeminar Kebangsaan Pengajian Akidah dan Agama Kali ke-3 2013, run by Program Pengajian Akidah dan Agama dengan kerjasama Fakulti Kepimpinan dan Pengurusan, Universiti Sains Islam Malaysia. Kuala Lumpur, Malaysia, 28 September 2013. Abdullah, Luqman 2018. âKontribusi Tarekat Naqsyabandiyah Terhadap Pendidikan Agama Islam Dan Perubahan Perilaku Sosial Jamaah Studi Kasus Jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Di Dukuh Tompe, Kabupaten Boyolaliâ. Nazhruna Jurnal Pendidikan Islam. Triyanta, Agus 2003. âTarekat Naqsyabandiyah dan Konservasi Alam Etika Lingkungan Lingkungan Hidup dalam Wawasan Keagamaanâ. Fenomena, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Humaniora. Yogyakarta Universitas Islam Indonesia. Sutatminingsih, Raras 2016. âThe Relationship Between The Practice Of Suluk With Psychological Well Being Among The Saliks At Tarekat Naqsyabandiyah And Non-Saliksâ. Atlantis Press. Izzati, Nurul 2019. âKontroversi Tasawuf Nusantara Kadirun Yahya dan perdebatan tentang otentisitas ajaran tarekat Naqsabandiyah Kholidiyahâ. Masters thesis, Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya. Hakim, Lukman 2011. âAktualisasi Metafisika dalam Kehidupan Manusia di Abad 21â. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu. Medan Universitas Pembangunan Panca Budi Medan. Simamora, Nur Aisah 2016. âIntegrasi Keilmuan Pada Perguruan Tinggi Islam Di Kota Medan.â Dissertation thesis, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan. Bahri, Media Zainul 2018. âExpressing Political and Religious Identity Religion-Science Relations in Indonesian Muslim Thinkers 1970-2014âł. Al-Jamiâah Journal of Islamic Studies dalam bahasa Inggris. Yogyakarta Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Syarifuddin; Prof. Dr. Muzakkir, MA; Nur, 2017. âMetaphysical thought Muhammad Iqbal and Correlation in the Reconstruction of the characters on Education Institutions Case Study on Education Foundation of Prof. Dr. H. Kadirun Yahyaâ. International Journal for Innovative Research in Multidisciplinary Field. Gujarat, India Research Culture Society. Abdullah, Luqman 2018. âModel Tarekat Naqsyabandiyah dan Pengaruhnya Terhadap Kecerdasan Spiritual Studi Kasus Jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Nurul Amin di Kabupaten Boyolaliâ. Masters thesis, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta. Husin, Hamidun Mohamad 2014, âKepribadian Prof. Kadirun Yahya dan Pengaruhnya terhadap Suasana Pengamalan Tarekat di bawah Bimbingannya di Malaysia.â Diarsipkan 2020-06-04 di Wayback Machine. Proceedings from the international conference on âInternational Research Management and Innovation Conference 2014 IRMIC2014, run by Research Development Centre & Islamic Academy, Selangor International Islamic University College. Kuala Lumpur, Malaysia, 17 to 18 November 2014. Husin, Hamidun Mohamad 2017, âThe Doctrine and Practice of Naqshabandiyyah Khalidiyyah of The Prof. DR. H. Kadirun Yahya.â Proceedings from the international conference on â3rd International Conference o Islamiyyat Studies 2017 IRSYAD2017â, run by Faculty of Islamic Civilization Studies, Kolej Universiti Islam Antarabangsa Selangor. Kuala Lumpur, Malaysia, 1 to 1 Agustus 2017. Aziz, Ahmad Amir 2013. âKebangkitan Tarekat Kotaâ. ISLAMICA Jurnal Studi Keislaman. Surabaya Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Ahmadi, Ghufron 2010. âSumber Ajaran Tarekat Naqsyabandiyah Kadirun Yahya Studi Kasus di Surau Saiful Amin Yogyakartaâ. Skripsi thesis, Jurusan Tafsir Hadist, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta. Faiz, Muhammad 2016. âKhazanah Tasawuf Nusantara Tarekat Naqsyabandiyyah Khalidiyyah di Malaysiaâ. Anil Islam Jurnal Kebudayaan dan Ilmu Keislaman. Sumenep, Madura Institut Ilmu Keislaman Annuqayah. Howell, Julia Day 2001-08. âSufism and the Indonesian Islamic Revivalâ. The Journal of Asian Studies. Association for Asian Studies, Hong Kong. Ryan, Natasha 2003. âTauhid and Tasawwuf Indonesian Sufism in search of unityâ. Bachelor of Arts Honours thesis, Faculty of Community Services, Education and Social Sciences, Edith Cowan University, Australia. Howell, Julia Day, Professor 2002, âSeeking Sufism in the Global City Indonesiaâs Cosmopolitan Muslims and Depth Spirituality.â Proceedings from the international conference on âIslam in Southeast Asia and China Regional Faithlines and Faultlines in the Global Ummah â run by the City University of Hong Kongâs Southeast Asia Research Centre, Faculty of Humanities and Social Sciences. Hong Kong, 28 November to 1 December 2002. Sumber Biografi Prof. Dr. H. Kadirun Yahya Baca juga Mengenal Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah Mengenal Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah 2 Perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah Pimpinan Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya
ďťżJAKARTA - Tepat pada Kamis 26/1/2023 ini, Haul Akbar ke-18 Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul digelar di Kabupaten Banjar, Kalimatan Selatan. Guru Sekumpul adalah ulama yang lahir di Tunggul Irang, Martapura, Kabupaten Banjar, pada tanggal 11 Februari 1942 M atau 27 Muharram 1361 H. Guru Sekumpul wafat pada 10 Agustus 2005, di usianya yang ke 63 tahun, dan dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di Kalimantan Selatan. Hingga saat ini, ceramah Guru Sekumpul masih terus disuarakan oleh khalayak umat Muslim, khususnya di media sosial. Salah satu ceramah Guru Sekumpul ialah tentang ciri Wali Allah. Dikutip dari kanal youtube Nawa Muhammad, Kamis 26/1/2023, Guru Sekumpul menyampaikan beberapa ciri wali Allah subhaanahu wa ta'ala. "Di antara makhluk Allah yang banyak ini, ada yang diberi title Waliyullah. Adapun cara mengenal wali Allah dijelaskan dalam Alquran," tutur Guru Sekumpul dalam ceramah tersebut. Pertama, yaitu sebagaimana firman Allah SWT "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati." QS Yunus ayat 62 "Selama hidupnya, dari kecil sampai menutup mata terakhir, tidak pernah takut selain daripada Allah, gak takut kesusahan, gak takut senjata, gak takut dicaci maki orang, gak takut apapun, hanya takut kepada Allah SWT. Mereka tidak ada duka cita memikirkan yang akan datang. Itulah kebahagiaan daripada ciri khas semua wali Allah dari kecil sampai akhir umurnya," demikian penjelasan Guru Sekumpul. Ciri kedua, para wali Allah selalu bertauhid di siang maupun di malam hari kepada Allah SWT, dan senantiasa mengerjakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Ketiga, mereka diberi mimpi-mimpi yang baik. Selama hidup di dunia hingga hembusan nafas terakhirnya, mereka diberikan busyro. Ada berbagai bentuk busyro menurut para ahli tafsir. Tetapi yang terbanyak adalah mimpi-mimpi yang baik. Ciri keempat, Guru Sekumpul mengutip firman Allah pada Surah Ar-Rum ayat 30. Dia menjelaskan, gelar wali Allah sudah menjadi ketetapan Allah SWT dan tidak bisa berubah. "Maksudnya, orang-orang dengan title wali, gak bisa dicopot title-nya itu. Sangat beda dengan title lain, yang sangat mudah dicopot. Sebagaimana kita maklum, orang yang title-nya bukan wali Allah, itu title-nya sebentar, sudah hilang, pensiun seumur hidup," jelasnya. Kelima, Guru Sekumpul menuturkan, pangkat kewalian itulah yang disebut kemenangan yang luar biasa, faudzul 'adzhiim. Tidak ada yang lebih daripada itu. Karena itu, Guru Sekumpul menyampaikan, kalau seorang Muslim tidak masuk golongan tersebut, maka setidaknya percaya dan mencintai mereka. "Kalau percaya pada mereka, mencintai mereka, kita termasuk di dalam golongan mereka, dunia dan akhirat. Maka hendaklah kita mendekat kepada wali Allah. Janganlah kita menjauh dari wali Allah, kita dekatilah. Wali Allah itu gak pernah mati. Meski dalam kubur, gak pernah mati," kata Guru Sekumpul. Allah SWT berfirman, "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. QS Ali Imran ayat 169 "Wali Allah di dalam kubur itu gak mati, hidup selamanya, tetapi kalian tidak mengetahui yang sebenarnya," papar Guru Sekumpul dalam ceramahnya. Allah SWT juga berfirman untuk memperingatkan hamba-hamba-Nya yang tidak senang kepada wali Allah. Misalnya merasa tidak senang terhadap tingkat laku, tutur kata dan bahasa wali Allah, maka berarti ia musuh Allah SWT. Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sungguh Allah berfirman, 'Siapa yang memusuhi wali kekasih-Ku maka sungguh Aku telah mengumumkan peperangan kepadanya'..." HR Bukhari BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
pesan abah guru sekumpul